
Hari
ini tanggal 24 Juni 2017 tepat satu hari sebelum Hari Raya Idul Fitri, dimana
pasti hampir setiap orang tengah menikmati waktu berkumpul dengan keluarganya.
Namun berbeda dengan diriku, di pagi hari yang cerah ini aku masih harus
mengerjakan kerjaan kantorku yang belum selesai karena aku yang terkena sakit
tipes minggu lalu. Ibuku hampir setiap
hari menanyakan apakah benar aku tidak bisa pulang lebaran tahun ini, ingin
menangis aku rasanya setiap menjawab pertanyaan ibuku karena aku juga sudah
sangat merindukan rumah. Sudah hampir setahun penuh aku belum sempat
mengunjungi keluargaku di Jakarta karena pekerjaanku yang sangat banyak di
Yogyakarta, mungkin lama-lama ibuku akan mengutukku seperti malin kundang
karena jarang mengunjunginya.
Temanku yang berada disebelahku memperhatikan mukaku yang
sangat sedih akhirnya bertanya.
“Mba kenapa ga pulang ke Jakarta? Kan besok lebaran?”
Tanyanya kepadaku.
“Kerjaanku belum kelar ini, aku juga pengen banget lebaran
sama keluargaku . Rindu banget aku sama opor buatan ibuku” Ucapku sedih.
“Yaudah Mba pulang saja sekarang, kerjaannya tinggal sedikit
lagi kan? Aku kan engga merayakan lebaran besok jadi ga apa-apa”.
“Serius kamu? Tapi aku ga enak jadinya” Tanyaku sungkan.
“Ya ga apa-apa toh
Mba, lagian kita kan emang seharusnya saling bantu. Nanti kalo aku juga lagi
susah pasti Mba akan bantu aku akan?” Ucapnya sambil tersenyum.
“Makasih ya, makasih banyak maaf kalo aku merepotkan. Nanti
pas aku pulang apa pun yang kamu mau akan aku beli kan. Yaudah aku pulang dulu
ya” Ucapku sambil memeluk erat temanku tersayang ini.
“Iyaa, tenang saja Mba. Hati-hati di jalan ya”.
Sesampainya
di rumah jam sudah menunjukkan pukul 12.15 siang, aku pun langsung buru-buru
memasukkan barang-barang penting yang ingin aku bawa ke Jakarta. Untungnya
sehari sebelumnya aku sudah membeli oleh-oleh untung keluargaku, untuk
berjaga-jaga jika aku bisa pulang seperti saat ini. Setelah bersiap-siap aku
pun langsung pergi ke stasiun dengan menggunakan ojek online, aku sudah tau bahwa aku pasti tidak akan mendapatkan tiket
jika harus membelinya sekarang apalagi sekarang sudah hampir sore hari, tapi
aku tetap memutuskan ke stasiun karena pasti banyak para calo yang berjualan disana.
Benar saja sesampainya di stasiun,
aku melihat banyak sekali para calo yang menawarkan tiket kepada para pembeli
yang tidak dapat tiket sepertiku ini. Sampai ada satu bapak yang datang
menghampiri diriku untuk menawarkan tiket, aku pun yang sudah sangat ingin
pulang tidak lagi memikirkan tentang harga tiket dan langsung membelinya. Aku
langsung berjalan menuju kereta tujuan Jakarta dan duduk di bangku milikku. Perjalanan
Yogyakarta ke Jakarta akan menghabiskan waktu sekitar sembilan jam yang berarti
aku akan sampai di Jakarta pukul 04.00, karena perjalanan yang panjang aku
memutuskan untuk beristirahat agar saat sampai Jakarta badanku bisa fresh.
Setelah perjalanan kira-kira selama
tujuh jam aku terbangun untuk mengabarkan adikku dan menyuruhnya untuk
menjemputku dua jam lagi. Selama sisa perjalanan aku habiskan dengan melihat
pemandangan dan melihat para penumpang yang lain. Banyak dari penumpang yang
aku lihat sedang tertidur karena lelah tapi aku tahu didalam hati mereka sangat
senang juga seperti diriku, walaupun mudik itu berat tapi itu sebanding dengan
rasa bahagia berkumpul dengan keluarga.
Saat sudah sampai di Stasiun Senen,
aku langsung bersiap berlari mencari adikku diluar stasiun. Diluar ternyata
keadaan masih sangat gelap, maklum sekarang masih pukul empat pagi dan banyak
sekali orang-orang yang berkumpul untuk menjemput keluarganya masing-masing.
Aku menoleh ke belakang saat ada seseorang yang menepuk pundakku, dan ternyata
itu adikku.
“Sini kak aku bawain kopernya” Ucap adikku sambil mengampir
koper dariku.
Selama di mobil aku banyak berbicara dengan adikku mengenai
sekolahnya, aku memberi tahu untuk belajar lebih giat karena sekarang Ia sudah
kelas 12 dan harus fokus untuk mendapat tempat kuliah yang terbaik. Dan tidak
terasa selama satu jam perjalanan aku sudah sampai dirumahku tercinta. Didepan
rumah ibuku dan ayahku sudah ada untuk siap menyambutku, aku pun langsung
menghambur keluar mobil untuk memeluk kedua orangtuaku. Rindu sekali rasanya
kepada dua orang yang aku cintai melebihi apapun ini, tanpa sadar aku
meneteskan air mata saking rindunya.
“Ayok masuk ke dalam, ibu udah siapin opor kesukaan kamu
pasti kamu lapar karena perjalanan jauh” Ucap ibuku sambil terus memegangi
tanganku.
“Iyaa sekalian nanti kita ngobrol di dalam” Ucap bapakku.
“Iya pak, bu”.
Akhirnya
waktu menunjuk pukul 06.00 pagi yang
artinya kita sudah harus bersiap-siap ke masjid untuk melaksanakan shalat Ied
bersama. Setelah shalat Ied keluargaku biasanya melakukan acara sungkem sambil meminta maaf kepada kedua
orangtuaku, dan setelahnya baru lah kita makan-makan opor ayam bersama.
Mungkin
benar apa yang sering kali orang bilang “seindah-indahnya
tempat tidak ada yang lebih indah daripada dirumah, berkumpul bersama keluarga
tersayang”.
#sabtulis
#Narasi
0 komentar:
Posting Komentar