Pendidikan Milik Siapa?

Related image

             Pendidikan merupakan suatu hal mutlak yang wajib dimiliki setiap individu. Tidak peduli dengan agama, ras, gender, warna kulit, setiap individu memiliki hak yang sama dalam hal pendidikan, karena pendidikan merupakan hak bagi semua warga negara. Hak pendidikan merupakan bagian dari hak Ekosob (Ekonomi, Sosial, Budaya) oleh karena itu negara memiliki kewajiban untuk memenuhi setiap hak pendidikan yang dimiliki setiap warga negaranya termasuk hak pendidikan bagi para penyandang cacat atau berkebutuhan khusus. Seperti yang tercantum dalam UUD pasal 32 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.

Namun apakah anak-anak penyandang cacat atau berkebutuhan khusus sudah mendapatkan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan? Sayangnya sampai saat ini masih banyak Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang belum mendapatkan hak mereka bersekolah di sekolah biasa. Mereka masih harus bersekolah di sekolah khusus anak berkebutuhan khusus yang sebenarnya kurang membantu dalam sosialisasi dengan orang-orang disekitar. Anak-anak berkebutuhan khusus seharusnya diajak untuk saling bersosialisasi dengan anak-anak yang normal, karena itu dapat membantu mereka belajar bagaimana harus bersikap atau berperilaku dengan baik di kehidupan sosial.

            Pemerintah memang sudah menerapkan setiap sekolah untuk wajib menerima anak-anak berkebutuhan khusus, sekolah yang sudah bisa menerima anak-anak berkebutuhan khusus disebut dengan Sekolah Inklusif. Tentu hal ini merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi para orangtua anak berkebutuhan khusus karena akhirnya anaknya dapat membaur dengan anak-anak normal lainnya. Namun sayangnya itu semua tidak seindah yang dipikirkan, masih banyak Sekolah Dasar yang menerima anak berkebutuhan khusus tidak dapat menangani anak-anak tersebut dengan baik. Guru-guru masih belum siap karena belum mendapatkan training yang praktikal dan kebanyakan yang diberikan sifatnya hanya sebatas sosialisasi saja, tentu hal itu sudah menjadi hambatan yang cukup sulit karena apa yang sudah disosialisasikan berbeda dengan apa yang ada di lapangan. Oleh karena itu guru-guru yang berhadapan langsung dengan anak berkebutuhan khusus di kelas mengeluh karena merasa sulit untuk mengajar metode yang sama dengan perlakuan yang sama kepada murid-murid yang lain sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai seperti yang diharapkan.

Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus diharapkan dapat membuat pemerintah lebih menangani masalah ini dengan lebih baik. Karena bagaimanapun juga walaupun sekolah sudah mengijinkan anak-anak berkebutuhan khusus bersekolah disana namun jika tidak diiringi dengan siapnya mental dan pengalaman para guru tidak dapat membuat sekolah inklusif berjalan dengan baik. Dan juga sebaiknya pemerintah membuat peraturan agar satu kelas tidak diisi dengan terlalu banyak murid karena satu guru mungkin tidak dapat menangani 35 siswa (rata-rata kelas) dan murid berkebutuhan khusus dengan baik.
#sabtulis

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top